Sabtu, 27 Agustus 2016

Proposal PKL 1 Penyuluhan

"Proposal PKL 1 Penyuluhan"


PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN I
PENYULUH PETERNAKAN DI DESA PADASUKA KECAMATAN WARUNG GUNUNG KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN



EEP SAEPUDIN
NIRM 04 2 14 0573









JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR
2015

Nama
:
Eep Saepudin
NIRM
:
04 2 14 0573
Jurusan
:
Penyuluhan Peternakan
Judul Proposal
:
Praktik Kerja lapangan (PKL) I Penyuluhan Pertanian di Desa Padasuka Kecamatan Warung Gunung Kabupaten Lebak Provinsi Banten


                                                           Disetujui
Pembimbing I
Pembimbing II


Supriyanto Supangat, M.Si
NIP 19570227 197803 1 002


Reni Suryanti, S.Pt, M.Si
NIP 19770403 200604 2 002


Diketahui
 Ketua Jurusan Penyuluhan Peternakan


Alan Sugandi, S.Pt, M.Si
NIP 19580808 198303 1 001


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya, Proposal Praktek Kerja Lapangan (PKL) I dengan Judul “Praktek Kerja Lapangan Penyuluh Pertanian di Desa Padasuka Kecamatan Warung Gunung Kabupaten Lebak Provinsi Banten” dapat di selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Proposal ini penulis buat untuk kelengkapan dari kegiatan praktik yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor sebagai salah satu program pendidikan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan untuk menghasilkan aparat yang tangguh, khususnya  di bidang pertanian.  
Dalam penulisan proposal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.        Bapak Ir. Nazaruddin, MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor
2.        Bapak Alan Sugandi, S.Pt, M.Si, selaku  Ketua Jurusan Penyuluhan Peternakan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor
3.        Bapak Supriyanto Supangat, M.Si selaku  Pembimbing I
4.        Ibu Reni Suryanti, S.Pt, M.Si selaku Pembimbing II
5.        Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari, penulisan proposal ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan apabila terdapat hal-hal yang semestinya diperbaiki. Semoga Proposal Praktik ini dapat bermanfaat umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.

Bogor,  Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................  1
Tujuan  ........................................................................................................  2
Manfaat .......................................................................................................  2

TINJAUAN PUSTAKA
         Petani dan Kelompoktani ............................................................................  3
         Penyuluhan Pertanian................................................................................... 4
         Programa Penyuluhan Pertanian Desa ........................................................  5
         Instrumen Identifikasi Potensi Wilayah Tingkat Desa ...............................  7
         Media Penyuluhan Pertanian dalam Bentuk Media Grafis.......................... 10
         Metode Penyuluhan Pertanian .................................................................... 11

RENCANA KEGIATAN
         Waktu dan Tempat ...................................................................................... 12
         Sasaran ........................................................................................................ 12
         Materi Kegiatan .......................................................................................... 12
a.       Memandu Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Desa............. 12
b.      Menetapkan dan Menyusun Materi Penyuluhan Berdasarkan
Identifikasi Potensi Masalah Desa......................................................... 13
c.       Menetapkan dan Menyusun Media Grafis Penyuluhan Berdasarkan
Materi Penyuluhan................................................................................. 13
d.      Menetapkan dan Menerapkan Metode Penyuluhan Pertanian............... 13
e.       Melaksanakan Penyuluhan Pertanian..................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


PENDAHULUAN
Latar Belakang
       Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (Setneg, 2006). Adapun tugas pokok Penyuluh Pertanian yang tertera dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/02/MENPAN/2/2008 adalah melakukan kegiatan persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian evaluasi dan pelaporan, serta  pengembangan penyuluhan pertanian (Kementan, 2008).
       Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor (STPP) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Kedinasan yang berada di bawah Kementrian Pertanian yang menyelenggarakan pendidikan bagi penyuluh dan calon penyuluh Pertanian. Tugas STPP Bogor adalah menyelenggarakan pendidikan di bidang penyuluhan pertanian dan penyuluhan peternakan, serta pendidikan dan pelatihan fungsional rumpun ilmu hayat pertanian bagi alumni STPP Bogor.
       Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu program STPP Bogor yang wajib dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa.  PKL bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui secara langsung pelaksanaan sistem penyuluhan dimasyarakat. Kegiatan yang dilakukan selama PKL yaitu mahasiswa magang pada penyuluh senior dalam melaksanakan tugas-tugas penyuluhan.
       PKL dilaksanakan pada setiap akhir semester genap yaitu pada Semester II (PKL I) , Semeter IV (PKL II), Semester VI (PKL III). Dengan adanya kegiatan PKL mahasiswa dapat mengaplikasikan secara langsung materi penyuluhan yang telah dipelajari. Salah satu materi yang harus dilaksanakan pada PKL 1 yaitu memandu penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat desa dengan melihat hasil Identifikasi masalah dan potensi desa serta elemen – elemen yang lain.

       Identifikasi masalah dan potensi desa adalah cara untuk memahami dan menilai masalah pembangunan dan kondisi desa. Metode untuk memahami secara partisipatif kondisi pedesaan dan masalah pembangunan pertanian serta upaya antisipasi yang dibutuhkan, dengan memperhitungkan kendala dan seluruh potensi sumber daya yang tersedia. PRA (Participatory Rural Appraisal) merupakan suatu metode dalam menggali informasi dengan melibatkan sumber informasi (masyarakat tani) secara aktif. PRA sangat penting dilakukan sebelum suatu progam dilaksanakan, supaya program tersebut sesuai dengan wilayah dan harapan masyarakat tani.

Tujuan
       Tujuan PKL I adalah mahasiswa magang dalam :
a.         Memandu Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Desa
b.        Menetapkan dan menyusun materi penyuluhan berdasarkan hasil identifikasi potensi wilayah desa
c.         Menetapkan dan menyusun media grafis penyuluhan berdasarkan materi penyuluhan
d.        Menetapkan dan menerapkan metode penyuluhan
e.         Melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian

 Manfaat                    
       Manfaat PKL I adalah mahasiswa dapat mempelajari dan memahami secara langsung di lapangan dalam :
a.         Memandu Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Desa
b.        Menetapkan dan menyusun materi penyuluhan berdasarkan hasil identifikasi potensi wilayah desa
c.         Menetapkan dan menyusun media grafis penyuluhan berdasarkan materi penyuluhan
d.        Menetapkan dan menerapkan metode penyuluhan
e.         Melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian


TINJAUAN PUSTAKA
Petani dan Kelompok Tani
       Departemen Pertanian (Deptan) tahun 2007 menyatakan bahwa petani adalah orang-orang yang sebagian atau seluruh kehidupannya tergantung kepada hasil-hasil pertanian atau peternakan yang diusahakan sebagai mata pencaharian utama, kemudian petani-petani tersebut bergabung dalam suatu wadah yang disebut kelompoktani.
       Badan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) tahun 2003 menyatakan bahwa kelompoktani  adalah kumpulan petani, peternak, pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Sedangkan kontaktani adalah ketua atau mantan ketua kelompok yang masih aktif sebagai anggota kelompok dan diakui kepemimpinannya dalam menggerakkan anggota/petani untuk mengembangkan usaha.
       BPSDMP (2003) menyatakan bahwa kelas kemampuan kelompok tani ditetapkan berdasarkan nilai yang dicapai oleh masing-masing kelompok untuk lima tolak ukur/jurus kemampuan kelompok dengan kriteria nilai dari 0-1000.
       Berdasarkan nilai tingkat kemampuan tersebut, masing-masing kelompok tani ditetapkan  kelasnya  dengan  ketentuan sebagai berikut: (a) Kelas Pemula, merupakan kelas terbawah dan terendah dengan mempunyai nilai 0 sampai dengan 250, (b) Kelas Lanjut, merupakan kelas yang lebih tinggi dari kelas pemula dimana kelompok tani sudah melakukan kegiatan perencanaan meskipun masih terbatas, dengan mempunyai nilai 251 sampai dengan  500, (c) Kelas Madya, merupakan kelas berikutnya setelah kelas lanjut dimana kemampuan kelompok tani-nelayan lebih tingggi dari kelas lanjut yaitu dengan nilai 501 sampai dengan 750, (d) Kelas Utama, merupakan kelas kemampuan kelompok yang tertinggi, dimana kelompok tani-nelayan sudah berjalan dengan sendirinya atas dasar prakarsa dan swadaya sendiri. Nilai kemampuan diatas 750.


Penyuluhan Pertanian
       BPSDMP (2005) menyatakan bahwa Penyuluhan pertanian adalah pemberdayaan petani dengan sistem pendidikan non formal dibidang pertanian agar memiliki kompetensi dibidang ilmu teknologi, wirausaha, manajerial, bekerja dalam tim, berorganisasi, bermitra usaha, dan memiliki integritas moral yang tinggi sebagai pengusaha pertanian.
       Ditambahkan oleh Ibrahim, et al (2003), penyuluhan pertanian merupakan sistem pendidikan non formal yang berupaya memberdayakan petani untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya, sehingga dapat lebih berpartisipasi dalam pembangunan pertanian. Pembangunan pertanian merupakan proses pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan sosial ke arah yang lebih baik.
       Undang-Undang  Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (SP3K) bahwa penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
       Penyuluhan pertanian adalah bagian dari sistem pembangunan nasional yang merupakan sistem pendidikan diluar sekolah (pendidikan non formal) bagi petani beserta keluarganya dan anggota masyarakat lainnya yang terlibat dalam pembangunan pertanian, dengan demikian penyuluhan pertanian menjadi suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu petani beserta keluarganya agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampu untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri.




Programa Penyuluhan Pertanian Desa
       Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahun memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan (Kementan, 2009).
       Programa penyuluhan terdiri atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan provinsi, dan programa penyuluhan nasional (Setneg, 2006).
       Adapun proses penyusunan programa penyuluhan yang tertera dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 25/Permentan/OT.140/5/2009, yaitu terdiri atas kegiatan- kegiatan sebagai berikut:
1.        Penyuluh pertanian yang bertugas di desa/kelurahan memfasilitasi proses penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat desa/kelurahan.
2.        Apabila di satu desa belum ada penyuluh yang ditugaskan, maka penyusunan programa penyuluhan pertanian di desa/kelurahan tersebut difasilitasi oleh penyuluh pertanian yang wilayah kerjanya meliputi desa/ kelurahan.
3.        Penyusunan programa desa/kelurahan dimulai dengan penggalian data dan informasi mengenai potensi desa, monografi desa, jenis komoditas unggulan desa dan tingkat produktivitasnya, keberadaan Kelompok Tani (POKTAN)/Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), keberadaan kelembagaan agribisnis desa, masalah- masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha. Penggalian data dan informasi ini dilakukan bersama-sama dengan tokoh dan anggota masyarakat guna menjaring kebutuhan nyata, harapan dan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, antara lain dengan menggunakan metode dan instrumen Participatory Rural Appraisal (PRA) atau teknik identifikasi keadaan wilayah lainnya.

4.        Hasil penggalian data informasi tersebut merupakan masukan untuk menyusun rencana kegiatan poktan/ gapoktan dalam setahun yang mencerminkan upaya perbaikan produktivitas usaha di tingkat kelompoktani/ gabungan kelompoktani (Rencana Definitif Kelompok/ RDK), yang dilengkapi dengan rincian kebutuhan sarana produksi/usaha yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan rencana tersebut (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok/RDKK). Hal ini sekaligus dimaksudkan guna memudahkan penyuluh dalam merekapitulasi kebutuhan sarana produksi dan mengupayakan pemenuhannya secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat sasaran, tepat harga.
5.        Selanjutnya hasil rekapitulasi RDK dan RDKK seluruh poktan/gapoktan di desa akan disintesakan dengan kegiatan-kegiatan dinas/instansi lingkup pertanian yang dialokasikan di desa tersebut.
6.        Sintesa kegiatan POKTAN/GAPOKTAN di tingkat desa dengan kegiatan-kegiatan dinas/instansi lingkup pertanian di desa, sesuai dengan tahapan proses, dilakukan melalui serangkaian pertemuan-pertemuan yang dimotori oleh para penyuluh pertanian di desa/ kelurahan dan dihadiri kepala desa, pengurus kelembagaan pelaku usaha, penyuluh swasta dan penyuluh swadaya yang bertugas di desa.
7.        Programa Penyuluhan Pertanian Desa/Kelurahan yang sudah final ditandatangani oleh para penyusun (perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha serta penyuluh pertanian), kemudian ditandatangani oleh kepala desa/kelurahan, sebagai tanda mengetahui.
8.        Programa Penyuluhan Pertanian Desa/Kelurahan diharapkan telah selesai disusun paling lambat bulan September tahun berjalan, untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya.
9.        Programa Penyuluhan Pertanian Desa/Kelurahan yang sudah final disampaikan kepada Balai Penyuluhan di kecamatan sebagai bahan penyusunan programa penyuluhan pertanian kecamatan, dan untuk disampaikan di dalam Forum Musrenbangdes (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa) sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan desa.

Identifikasi Potensi Wilayah Tingkat Desa
       Identifikasi wilayah adalah alat yang digunakan untuk melakukan kajian desa, biasanya berupa gambar atau data dan informasi yang digunakan sebagai alat belajar masyarakat tentang keadaan wilayah dan lingkungannya sendiri. Untuk itu perlu diterapkan metode Partisipatory Rural Appraisal (PRA) yang merupakan suatu pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan bottom- up (STPP Bogor. 2011).
       Partisipatory Rurral Appraisal (PRA) merupakan teknik penilaian, pengkajian atau penelitian desa secara partisipatif. PRA juga merupakan metode pemberdayaan untuk membangun menumbuh kembangkan kemampuan atau kekuataan petani terhadap peranannya, keahliannya, dan terhadap sumberdaya (Departemen Pertanian. 2007). Berikut ini 11 instrumen PRA yang diterapkaan dalam menggali potensi wilayah dan kemampuan petani sehingga terbentuk pola programa penyuluhan yang partisipatip.
       Bagi penyuluh data hasil identifikasi potensi ini berguna untuk merancang kegiatan. Bagi pihak lain data hasil identifikasi berguna untuk merai peluang – peluang yang terkandung pada setiap wilayah tersebut.
       Identifikasi wilayah di lakukan dengan pendekatan partisipatif menggunakan teknik PRA ( Participatory Rural Appraisal ). Instrument PRA yang digunakan antara lain sebagai berikut :
1.        Peta Potensi Desa (Peta Sumberdaya)
       Memuat peta potensi fisik dari wilayah desa atau kecamatan yang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan.  Peta potensi ini memuat seluruh potensi yang dimiliki; baik potensi SDA,SDM, dan potensi lainnya.  Peta ini harus mewakili keadaan sesungguhnya dan mewakili kondisi permasalahan yang dihadapi.

2.        Bagan Transek
       Bagan transek adalah teknik penelusuran wilayah desa untuk melakukan pengamatan langsung secara cermat(observasi) terhadap lingkungan dan sumberdaya (alam, buatan) masyarakat dengan cara berjalanmenelusuri wilayah/desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Jalur lintasan (garislurus, zigzagdll) mewakili setiap sistem usahatani yang ada ataupun lokasi-lokasi penting yangdianggap perlu. Hasil pengamatan dan lintasan dituangkan dalam bentuk gambar irisan mukabumi sebagai bahan diskusi lebih lanjut.
       Informasi yang dikaji adalah Vegetasi alam, keanekaragaman hayati, jenis tanah, kesuburan tanah, ketinggian tempat, lahankritis, lahan tidur, sumber air, kualitas air untuk irigasi, penggunaan lahan, pola usahatani,komoditi unggulan, teknik-teknik pertanian, penggunaan teknologi tepat guna, produktivitas,hama penyakit dan pengendaliannya, pengolahan hasil usahatani, pentingnya jenis usahapertanian dan non pertanian, hasil hutan, cara pengambilan hasil hutan, cara pengambilan hasildan perburuan, kesejahteraan masyarakat, fasilitas pendukung, kondisi prasarana antar desa,perumahan, irigasi, lokasi pasar, dll.
3.        Kalender Musiman
       Kalender musim adalah kegiatan yang membahas keadaaan yang terjadi berulang-ulang dalam satu kurun waktu tertentu (musiman/tahunan) dalam kehidupan masyarakat pada suatu wilayah/desa. Keadaan tersebut digambarkan dalam bentuk suatu bagan kalender musim.
4.        Kalender Harian
       Menggambarkan aktivitas harian dari seluruh petani yang ada di daerah tersebut. Dibuat selengkap mungkin dengan memuat seluruh jenis aktivitas dan urutan waktu yang dilaksanakan secara harian. Kalender ini dibuat dengan diagram lingkaran.
5.        Diagram Venn
       Bagan Kelembagaan (diagram Venn) adalah teknik untuk memfasilitasi pemahaman/kajian besarnya manfaat, pengaruh dan dekatnya hubungan suatu lembaga baik lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah dengan masyarakat di suatu wilayah. Informasi yang dikaji adalah : Fungsi, kegiatan-kegiatan, dan manfaat bagi kehidupan masyarakat dari lembaga, kelompok formal, maupun informal serta individu yang ada di wilayah/desa), misalnya peluang pasar,fasilitas pendukung (kredit, saprodi, pendidikan, informasi pertanian, partisipasi anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan, dalam mengelola sumberdaya alam, manusia,maupun buatan.
6.        Wawancara Semi Terstruktur
       Teknik wawancara kepada keluarga petani merupakan teknik PRA yang digunakan untuk mengkaji sejumlah topik informasi mengenai aspek-aspek kehidupan keluarga petani, yang disusun dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini sifatnya semi terbuka karena hanya merupakan bahan acuan wawancara, yang dapat dirubah dan disesuaikan dengan proses diskusi untuk mencapai tujuan kajian.
       Wawancara semi terstruktur terdiri dari wawancara individu, keluarga dan kelompok. Wawancara individu dilakukan untuk kajian terhadap sumber informasi yang dianggap mempunyai sumber informasi khusus dengan sasaran tokoh masyarakat, sesepuh dan RT/RW. Wawancara keluarga petani dilakukan untuk mengkaji berbagai aspek kehidupan keluarga petani dan hasilnya disebut profil Keluarga Petani, yang disebut keluarga adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sedangkan wawancara kelompok dilakukan untuk membahas sejumlah topik informasi yang telah ditetapkan didalam pedoman wawancara tetapi dibahas dan didiskusikan dalam kelompok.
7.        Diagram Alir
       Menggambarkan alur suatu sistem tertentu misalnya alur produksi pertanian, pemasaran, sistem pengelolaan usaha, teknologi lokal.
8.        Alur Sejarah
       Mendeskripsikan secara singkat kronologis daerah tersebut dari tinjauan historis. Menceritakan asal usul dan sejarah daerah serta perkembangan masyarakatnya.
9.        Peta Mobilitas
       Diketahuinya gambaran kelompok masyarakat dalam hubungannya dengan pihak lain di luar lingkungannya. Informasi yang diperoleh antara lain lokasi, jarak, frekuensi perjalanan, pelaku kegiatan (laki-laki/perempuan), alat, biaya transportasi dan lain-lain.

10.    Bagan Kecenderungan dan perubahan
       Adalah teknik yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan, kejadian,serta kegiatan-kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. Perubahan yang diamati dapat berartibertambah, tetap, atau berkurang. Kita bisa mendapatkan gambaran adanya kecenderunganumum perubahan yang akan berlanjut di masa datang.
11.    Diagram peringkat
       Menjelaskan skala prioritas dari permasalahan usaha tani yang dihadapi   lengkap dengan alternatif solusi yang akan dilaksanakan. Bagan ini dibuat secara tabulasi.

Media Penyuluhan
       Media penyuluhan adalah bahan atau permasalahan yang akan disuluhkan kepada pelaku utama dengan menggunakan metode. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 52 Tahun 2009 Tentang Metode Penyuluhan Pertanian menyebutkan  Metode penyuluhan pertanian adalah cara/teknik penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (Permentan, 2009).
       Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata – kata, kalimat, angka – angka, dan simbol/gambar. Grafis biasa digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan fakta – fakta sehingga menarik dan diingat orang. Pemilihan media dalam penyuluhan pertanian sebagai salah satu penentu yang harus sesuai dengan materi penyuluhan. Bentuk media bisa berupa brosur, folder, leaflet, dan lainnya. Penyampaian materi dengan menggunakan media pun tidak lepas dari sasaran. Penyajian / pembagian brosur, folder, leaflet dan yang lainnya kepada peserta dapat dilakukan saat pemberian materi penyuluhan dengan metode ceramah.
Metode Penyuluhan Pertanian
       Metode penyuluhan pertanian adalah cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (Permentan, 2009).

       Tujuan pemilihan metode penyuluhan pertanian adalah agar penyuluhan pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasil guna, dan juga agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna. Prinsip – prinsip metode dan teknik penyuluhan pertanian adalah :
1.      Pengembangan untuk berfikir kreatif
2.      Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaat
3.      Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya
4.      Ciptakan hubungan yang akrab dengan penerima manfaat
5.      Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.

RENCANA KEGIATAN
Waktu dan Tempat
       Praktik Kerja Lapangan (PKL) I akan dilaksanakan selama 3 bulan mulai pertengahan Mei sampai dengan Agustus 2015(Lampiran 1). Pelaksanaannya di Desa Padasuka Kecamatan Warung Gunung Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

Sasaran Kegiatan
       Sasaran kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I ini adalah pelaku utama yaitu petani, pekebun, peternak, beserta keluarganya baik individu maupun kelompok. Dan pelaku usaha serta kelompoktani/gabungan kelompoktani di Desa Padasuka Kecamatan Warung Gunung Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

Materi Kegiatan

Memandu Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Desa
       Kegiatan memandu penyusunan Programa Penyuluhan Desa Padasuka Kecamatan Warung Gunung Kabupaten Lebak Provinsi Banten yang akan dilaksanakan  Pada minggu ke empat Mei 2015. Dilakukan dengan membuat matrik rekapitulasi dengan instrumen PRA dan melakukan wawancara semi terstruktur untuk mendapatkan informasi tentang identitas petani, komoditas unggulan serta masalah/penyebab terhadap komoditas tersebut. Dan selanjutnya membuat perangkingan dari komoditas dan masalah.
       Sasaran rencana kegiatan adalah pelaku utama dan penentu kebijakan di Desa Padasuka Penyusunan programa penyuluhan desa bertujuan sebagai bahan penyusunan programa penyuluh pertanian kecamatan yang akan disampaikan didalam forum Musrenbangdes (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa), dan untuk memudahkan penyuluh dalam melakukan perencanaan pembangunan desa.
       Adapun langkah kerjanya adalah 1) membuat RKK 2) meninjau RKK 3)menyusun programa (dua komoditi)
Menetapkan dan Menyusun Materi Penyuluhan Berdasarkan Hasil Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) Desa
       Penyusunan materi penyuluhan berdasarkan IPW di Desa Padasuka Kecamatan Warung Gunung Kabupaten Lebak direncanakan  pada minggu ke tiga dan minggu ke empat Juni 2015. Kegiatan yang dilakukan yaitu menentukan skala prioritas permasalahan (impact point) di desa tersebut dan hasil dari kegiatan ini akan dijadikan sebagai materi yang akan disuluhkan dan menentukan media yang harus digunakan dalam penyuluhan berdasarkan materi penyuluhan pertanian tersebut.
       Dalam menyusun IPW diperlukan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber – sumber asli yaitu petani. Sumber asli itu adalah sumber pertama dimana data tersebut diperoleh dan data sekunder diperoleh dari monografi desa / kecamatan/ BPP dan atau dari sumber – sumber lain yang relevan.

Menetapakan dan Menyusun Media Grafis Penyuluhan Berdasarkan Materi Penyuluhan
       Penyusunan Materi Penyuluhan dalam Bentuk Grafis direncanakan di Desa Padasuka Kecamatan Warung Gunung Kabupaten Lebak pada minggu ke satu dan minggu ke dua Juli 2015. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih media grafis yang ada kemudian membuat media sesuai dengan materi penyuluhan pertanian.
       Sasarannya adalah petani, peternak, kelompoktani dan masyarakat. Tujuannya untuk memudahkan penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan yang sudah terstruktur dan tersusun dalam sebuah media poster atau peta singkap dengan materi penyuluhan ditentukan melalui prioritas masalah di desa tersebut.

Menetapkan dan Menerapkan Metode Penyuluhan
       Menetapkan metode penyuluhan direncanakan pada minggu pertama setiap bulannya. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih dan menerapkan metode penyuluhan pertanian berdasarkan materi, tujuan penyuluhan dan kondisi sasaran. Sedangkan untuk menerapkan metode penyuluhan di laksanakan ketika proses penyuluhan berlangsung yaitu pada minggu ke dua setiap bulannya.

Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Pertanian

       Kegiatan penyuluhan direncanakan pada minggu ke dua setiap bulannya. Kegiatan penyuluhan pertanian ini akan dilaksanakan di kelompoktani/gabungan kelompoktani yang ada di Desa Padasuka Kecamatan Warung Gunung Kabupaten Lebak. Kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan materi penyuluhan kepada kelompoktani sebanyak tiga kali pertemuan dengan menerapkan media dan metode penyuluhan pertanian yang sudah dipersiapkan.
       Tahap – tahap pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian tersebut adalah :
 1. Melakukan persiapakan penyuluhan pertanian berupa Lembar Persiapan Menyuluh (LPM), sinopsis, media yang digunakan dalam menyuluh/alat peraga.
2. Melakukan koordinasi dengan petugas penyuluh, tokoh masyarakat dan ketua kelompoktani.
3. Melaksanakan kegiatan penyuluhan.

DAFTAR PUSTAKA
[BPSDM]. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. 2003. Pedoman Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian.
[BPSDM]. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian dalam Era Otonomi Daerah .  Jakarta: Departemen Pertanian.
[Deptan]. Departemen Pertanian. 2006. Undang-Undang No.16 Tahun 2006 tentang  Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Jakarta: Departemen Pertanian.
[Deptan]. Departemen Pertanian. 2007. Peraturam Mentri Pertanian Nomor273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman penumbuhan dan pengembangan kelompoktani dan gabungan kelompoktani. Jakarta: Departemen Pertanian.
[Deptan]. Departemen Pertanian. 2009. Peraturam Menteri Pertanian Nomor25/Permentan/OT.140/5/2009 tentang Pedoman penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.. Jakarta: Departemen Pertanian.
Ibrahim. J.T, Sudiyono A dan Harpowo. 2003.  Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Malang: Bayu Media Publishing. 



 Lampiran 1
Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1


Adapun rencana jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan di lokasi praktik yaitu :


No
Kegiatan
Bulan
Mei
Juni
Juli
Agustus
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Memandu penyusunan Programa Penyuluhan Desa
















2
Menetapkan dan menyusun materi penyuluhan berdasarkan IPW desa
















3
Menetapkan media grafis penyuluhan  berdasarkan materi penyuluhan
















4
Menetapkan dan menerapkan metode penyuluhan
















5
Melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian


















Lampiran 2

JURNAL HARIAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I
JURUSAN PENYULUH PETERNAKAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR
 


Nama                           : Eep Saepudin
NIRM                         : 04 2 14 0573
Semester                      : II (Dua)
Lokasi PKL                : Desa Padasuka Kec
amatan Warung Gunung
              Kabupaten Lebak Provinsi Banten

                          

NO
Hari//Tanggal
Kegiatan
Paraf Ketua Kelompok tani
Paraf Penyuluh Pertanian (Pembimbing Ekstenal)
Keterangan


































Lampiran 3

LEMBAR KONSULTASI
PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I
JURUSAN PENYULUH PETERNAKAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR
 


Nama                           : Eep Saepudin
NIRM                         : 04 2 14 0573
Semester                      : II (Dua)
Lokasi PKL                : Desa Padasuka Kec
amatan Warung Gunung
              Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Pembimbing                : 1. Supriyanto Supangat, M.Si
  2. Reni Suryanti, S.Pt, M.Si
Pembimbing External : Udin
                          

NO
TANGGAL
KOREKSI PEMBIMBING
PARAF PEMBIMBING
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar